Beberapa hari belakangan ini saya banyak mengobrol dengan pasangan. Hal random tentang kegiatan sehari-hari hingga yang bertema masa depan, lelucon garing yang entah mengapa bisa membuat kami terpingkal, hingga berbagai kemungkinan yang bisa saja kami alami di masa yang akan datang.
Kebetulan pasangan saya sedang suka membaca forum Heart To Heart di Kaskus yang isinya berbagai pengalaman random orang-orang. Seperti biasa, kami mendiskusikannya. Hingga akhirnya bikin kami sama-sama mikir, “Kalau kejadian kaya gitu saya alami, apa yang bakal saya lakukan ya?”
Salah satu tema yang kami bicarakan adalah tentang jodoh. Iya, soal cinta-cintaan begini mah selalu jadi hal yang menarik buat diperbincangkan. Topiknya cukup berbobot menurut saya sih. Jika suatu hari nanti dipertemukan kembali dengan seseorang yang pernah sangat disayang di masa lalu, dan ternyata masih menyimpan perasaan yang sama, apa yang bakal saya lakukan? Apalagi jika perasaan tersebut ternyata adalah mutual feelings.
Jujur ini pertanyaan susah sih. Saya nggak punya bayangan jawabannya hingga detik ini. Apalagi jika misalnya kemungkinan seperti itu saya alami 10 tahun dari sekarang, saat saya sudah punya pasangan, anak yang lucu dan cantik seperti ibunya, dan rumah tangga harmonis yang jadi idaman banyak orang.
Tapi, saya juga percaya satu hal. Saat kamu jatuh cinta dengan seseorang, putus cinta, lalu jatuh cinta dengan orang baru, dan siklus ini terus terjadi entah sampai berapa kali, bukan berarti kamu membuang perasaaanmu hingga habis dengan orang yang pernah kamu cintai sebelumnya. Kamu hanya memutuskan untuk berhenti memikirkannya dan fokus dengan orang yang baru. Menyimpan perasaan itu dalam sebuah kotak, menutupnya, lalu menyimpannya. Kamu nggak pernah membukanya kembali karena kamu memilih untuk fokus dengan orang yang bersamamu saat ini.
Tapi, jika suatu hari kamu dipertemukan kembali dengan orang yang dulu pernah ada di hatimu, kotak itu pun terbuka kembali. Secara otomatis, kenangan bersamanya pun akan kembali teringat. Dan memori adalah salah satu hal yang memiliki kekuatan super untuk menggiring perasaanmu ke arah tertentu. Beberapa orang mungkin bisa mengendalikan perasaannya dengan baik. Tapi, hal itu balik lagi kepada seberapa dalam orang itu pernah singgah di hatimu. Jika ternyata dia sudah memenuhi space yang terlalu dalam dibandingkan dengan orang yang kini menemanimu, jangan harap buat nggak baper. Pasti bakal baper. Pasti.
Dan hal yang saya yakini lainnya adalah, selalu ada alasan mengapa kamu dipertemukan dengan seseorang kembali. Untuk apa? Mungkin untuk menyelesaikan apa yang belum selesai. Caranya? Nah, itu tergantung banget sama prinsip hidup yang kamu miliki. Kamu bisa saja egois, ingin meneruskan kembali cerita yang terhenti dengan paksa di masa lalu, meninggalkan pasangan yang sudah menemanimu dalam jangka waktu tertentu. Lalu hidup bahagia dengan orang yang kamu cintai dulu. Tapi kamu akan dapat label jahat dari orang lain. Jahat dengan pasanganmu. Jahat karena kamu jadi pengkhianat.
Atau bisa saja kamu memilih mundur dari dia. Memutuskan untuk menyelesaikannya dengan berhenti saling menghubungi dan melanjutkan hidup masing-masing. Meneruskan apa yang sudah kamu miliki sejauh ini. Hal-hal kecil yang selama ini kamu perjuangkan untuk melengkapi hidupmu. Kamu pastinya jadi orang baik dan bertanggung jawab dong. Tapi, sadar nggak sih kalau kamu justru jadi jahat dengan dirimu sendiri? Iya, bener kamu mempertahankan apa yang sudah kamu miliki. Tapi, bener nggak sih kalau hidupmu sudah terasa lengkap dan cukup tanpa dia yang notabene jadi orang yang paling kamu sayang seumur hidup?
Kemungkinan keputusan itu kembali lagi pada prinsip kamu. Yang saya percaya sih, bahagia atau tidak, kamu sendiri kok yang menciptakannya. Dan setelah diskusi panjang dengan pasangan lewat topik ini, hingga saya menulis tulisan yang sedang kamu baca ini, saya belum bisa menemukan jawaban apa yang bakal saya pilih nantinya. Mungkin lebih pada let it flow dulu lah ya. Itu memang hanya kemungkinan yang belum tentu terjadi, tapi bukan berarti kamu nggak bakal mengalami.
Kalau ini jadi pengalamanmu, apakah kamu akan mengambil kesempatan yang ada, atau membiarkannya sebatas memori saja?
Wuri Anggarini 
mirip cerita AADC2 ya? ketemu sama yang pernah disuka dulu.
kalau beneran kejadian, better jangan balik lagi deh.
udah capek move on dan mencapai banyak hal baru, mau balik lagi ke level awal? engga elegan sih.
lagian yang baru lebih seru *jawab serius
LikeLike
pengalaman banget keknya :)))
buat beberapa orang, itu mungkin balik ke level awal. Tapi nggak jarang juga yang menganggap itu sebagai another chance. pilihan apa pun yang diambil, emang cuma kita yang tau sih… *jawaban random*
LikeLike
memang cuma kita yang tahu ~
btw, nice post!
LikeLike
Yang saya percaya sih, bahagia atau tidak, kamu sendiri kok yang menciptakannya. ~ QOTD
LikeLike
Lalu ada mba aik hahahahaha 😂😂
LikeLike
maunya tak perlu dikenang, tapi sekalinya berjumpa lagi, eh, malah jadi kepikiran balik *apaseh
LikeLike
*uhuk~
LikeLike